Sekitar tahun 2013 lalu, salah seorang teman di kampus (Arif Setiawan) bikin Writing Project : #NolKilometer. Intinya sih dia ngajak teman-teman lainnya untuk nulis tentang nol kilometer dari tiap kota.

Waktu itu saya niat banget ikutan project ini. Kebetulan saya domisili di Palembang. Sudah banyak yang bilang kalau titik nol kilometer itu ada di Masjid Agung Palembang. Tapi saya cari-cari penanda nol kilometer yang biasa bentuknya tiang agak seperti trapesium, dengan kode kota dan angka 0.

Contoh penanda Nol Kilometer pada umumnya – sumber : vamosarema.com

Tahun 2013 lalu adalah masa-masa saya doyan banget keliling Palembang pakai sepeda di hari Minggu. Kebetulan saya tinggal di daerah Kalidoni, saya ikutin lah tiang-tiang penanda kilometer mulai dari daerah Pusri. Yang saya temui ada tulisan 0 nya adalah Tiang 0 Pusri. Agak aneh sebenarnya, karena jarak tiang itu dari lingkungan komplek PT Pusri Palembang sekitar 1 kilometer.

Dengan sepeda, saya menyusuri sepanjang jalan mulai dari Jalan Mayor Zen, Jalan RE Martadinata, Jalan Letkol Nuramin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Veteran, sampai Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Tiang-tiang yang menunjukkan kilometer Palembang ada di sisi kiri jalan mulai dari PLM 7 sampai PLM 1. Tapi PLM 0 nya kok ga ada? Sebel deh. Saya sampai nanya beberapa akun twitter Palembang pada saat itu. Semua bilang nol kilometernya ada di Masjid Agung Palembang, tapi begitu saya nanya tiangnya di mana, ga ada yang tau. Ah, batal deh ikutan project ini.

Sampai akhirnya, baru di tahun 2017 saya secara ga sengaja menemukan penanda nol kilometer Palembang. Ceritanya saya ikutan acara Jelajah Palembang bersama Bluebird Palembang. Kita datang ke ikon wisata yang wajib dikunjungi di Palembang, mulai dari Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera, Monpera, dan Masjid Agung Palembang. Dari Monpera ke Masjid Agung, kebetulan tim saya jalan kaki, lha wong tinggal nyebrang. Di perjalanan, ada kotak penanda warna hijau yang ada tulisan angka-angkanya. Penasaran, dan ternyata itu dia, penanda nol kilometer kota Palembang yang beneran ada di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos

Nol kilometer atau ada juga yang menyebut Kilometer Nol (Km 0) adalah penentuan untuk mengukur jarak (secara tradisional) lokasi tersebut dengan lokasi lainnya. Untuk Nol Kilometer Palembang tertulis “Awal Jalan Jenderal Sudirman KM : 0 + 000 dan Awal Jalan Riacudu”. Jalan Jenderal Sudirman adalah jalan utama yang berada di sisi ilir (hilir) kota Palembang dan Jalan Riacudu (Jalan Mayjen HM Ryacudu) adalah jalan utama yang berada di sisi ulu (hulu) kota Palembang. Kedua jalan ini dihubungkan oleh Jembatan Ampera (rasanya tak ada nama jalan di jembatan ampera ini).

Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang adalah masjid besar yang ada di Kota Palembang dengan yang didominasi dengan warna putih. Arsitektur masjid ini adalah percampuran. Ada unsur arsitektur Eropa yang melalui pintu utama masjid yang besar sementara unsur China melalui atap yang bentuknya seperti atap kelenteng. Menara masjid yang berbentuk kerucut, mewakili arsitektur budaya Indonesia.

New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos
New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos
New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos
New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos

 

 

Memiliki halaman yang luas, tak jarang terlihat anak kecil yang bermain bola di sekitar masjid ini. Di area luar terdapat kran untuk area berwudu. Tempatnya cukup terbuka. Jujur, saya sendiri tak terlalu sering mampir untuk masuk ke masjid ini. Sekali waktu saya pernah menghadiri akad nikah teman SMA yang dilaksanakan di masjid ini. Terdapat bangunan yang terpisah-pisah antara bangunan utama (tempat akad nikah) dan bangunan tempat teman saya bersembunyi sebelum acara akad nikah. Ibadah (seperti sholat wajib) yang dilaksanakan di Masjid Agung Palembang bisa juga disaksikan melalui Sriwijaya TV.

New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos
New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos

Bisa dibilang, di sekitar Nol Kilometer Palembang ini banyak ikon wisata dan kuliner khas Palembang yang berada tak jauh dari daerah ini. Kalau mau berkeliling sambil jalan kaki, ada Jembatan Ampera yang sudah dikenal sebagai ikon kota Palembang, Benteng Kuto Besak yang bersejah, Tugu Iwak Belido, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) di mana kita bisa naik dan berfoto melihat Palembang dari atas monumen, dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin. Untuk kuliner, selain pempek yang banyak dijual mulai dari mamang-mamang (atau bapak-bapak) di sepeda, ada juga Martabak Har (martabak telor dengan kuah kari), atau aneka pindang di perahu yang berlabuh di atas Sungai Musi di dekat Pasar 16 Ilir. Kalau cuma sehari atau beberapa jam doang sempat mampir di Palembang, keliling di sekitar daerah Nol Kilometer saja bisa mewakili. Kalau mau main agak jauh sedikit pun sebenarnya bisa dikejar untuk menyusuri Jalan Merdeka yang selurusan dengan Masjid Agung, kita akan menemui Kantor Walikota yang bangunannya juga bersejarah serta mampir di daerah Sekanak yang sekarang semakin berwarna atau bisa juga menyusuri Jalan Riacudu di daerah ulu untuk mampir di Komplek Olahraga Jakabaring. Bisa juga menyusuri Sungai Musi, mampir ke Pulau Kemaro, Pasar Baba Boen Tjit, atau Kampung Al Munawar.

Itulah sedikit cerita Nol Kilometer di tempat tinggal saya sekarang. Apa cerita nol kilometer di kotamu ?

Related Posts

24 thoughts on “Nol Kilometer Palembang, Di Mana Ya ?

    1. Maaf sebelumnya aku komen disini karena ga nemu kolom box nya walau sudah berkali kali refresh.. btw aku jadi penasaran sama 0 kilometer jakarta dimana ya letaknya hehehe

  1. Seru ya kisah perjalanannya. Jadi nambah wawasan ttg Palembang nih

    Eh jadi keingat kalau no km di kota tempat saya di kabupaten Cianjur ini, KM 0 nya berada di depan Ramayana, bekas terminal bus lama Muka, Cianjur.

    Salam
    Okti Li

  2. Seru perjalanannya jadi nambah wawasan tentang Palembang.

    Kalau nol km di tempat saya tinggal di kabupaten Cianjur Jawa Barat ini, adanya di depan Ramayana, dekat depan bekas terminal Muka (lama) Cianjur sebelum dipindah ke Rawabango

    Salam
    Okti Li

  3. Seru perjalanannya jadi nambah wawasan tentang Palembang.

    Kalau nol km di tempat saya tinggal di kabupaten Cianjur Jawa Barat ini, adanya di depan Ramayana, dekat depan bekas terminal Muka (lama) Cianjur sebelum dipindah ke Rawabango

    Salam
    Okti Li

  4. Seru perjalanannya jadi nambah wawasan tentang Palembang.

    Kalau nol km di tempat saya tinggal di kabupaten Cianjur Jawa Barat ini, adanya di depan Ramayana, dekat depan bekas terminal Muka (lama) Cianjur sebelum dipindah ke Rawabango

  5. wah, ada aku di postingan ini

    seru ya berburu titik nol kilometernya, niat sampe nanya akun twitter Palembang, wkwk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *