Kembali mengingat kenangan masa lalu bisa muncul kapan saja. Termasuk saat sedang mengajarkan anak tentang peta Indonesia. Melihat peta Indonesia dan mengenalkan adanya 5 (lima) pulau besar di Indonesia kepada anak, ternyata membuatku teringat akan pengalaman perjalanan ke Papua, enam tahun lalu. Perjalanan yang menyenangkan yang selalu ingin diulang. Raja Ampat di Papua Barat memang membuatku rindu berat.
Raja Ampat, Keindahan Berlipat Dari Papua Barat
Pesona Raja Ampat sudah lama diketahui banyak orang. Tak hanya orang Indonesia sendiri, wisatawan mancanegara pun sudah banyak yang mendengar tentang kepulauan ini. Raja Ampat merupakan gugusan yang terdiri dari banyak pulau. Empat pulau besar yang terkenal di kepulauan ini antara lain Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.

Waisai, sebuah kota di Pulau Waigeo menjadi pembuka jalan untuk mengenal Raja Ampat. Kala itu perjalanan ke Waisai masih harus ditempuh dengan kapal cepat dari kota Sorong. Keluar dari kapal cepat, kita akan melihat sebuah kota dengan pemandangan perbukitan yang tertutup pohon-pohon asri.
Dari Waisai, kita dapat melanjutkan berkeliling Raja Ampat dengan menggunakan speedboat. Dulu, rombongan trip-ku memang sedikit agak nekat. Kami mencoba berkemah beberapa hari di sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang dipilihkan oleh pemilik speedboat.
Keseruan Berkemah yang Mendekatkan Diri ke Alam
Berkemah di pulau jelas memiliki keseruan tersendiri. Untung saja, di bawah barisan pohon kelapa, masih terdapat area yang dapat kami gunakan untuk membuat tenda.
Bermalam di dekat pantai membuat kami bisa menikmati keindahan laut dari pagi hingga malam. Suara deburan ombak yang begitu menenangkan menemati saat-saat melihat bintang yang bertaburan di langit.

Menjelang sore kita bisa puas menyaksikan matahari yang terbenam. Begitu pula di pagi hari, sembari menyesap seduhan teh, kita bisa melihat secara perlahan matahari yang mulai menanjak. Saat di pulau ini, aku juga bisa menikmati ketam Papua yang cukup dibakar saja memberi kenikmatan. Tak lupa, selepas snorkelling, aku dan teman-teman membuat mie kuah dan memakannya di atas kerang besar.
Sungguh kesempatan untuk lebih dekat dengan alam, yang jarang didapatkan di perkotaan.

Menyusuri Lautan dengan Pemandangan Hijau Menyejukkan ke Kabui
Ikon terkenal dari Raja Ampat adalah Pulau Wayag, gugusan karst yang terhampar dan membentuk perbukitan kecil-kecil yang dikelilingi oleh lautan. Ada pula Pulau Piaynemo yang serupa namun gugusan karst di sekitarnya berukuran lebih kecil. Sayangnya, pada saat aku datang ke Kepulauan Raja Ampat, Pulau Wayag saat itu sedang ditutup. Pemilik speedboat pun mengajak kami untuk berkeliling sampai ke Teluk Kabui.

Teluk Kabui juga merupakan daerah yang akan dilewati saat menuju Pulau Wayag. Dalam perjalanan menuju Teluk Kabui, kita akan ditemani oleh dua warna yang mendominasi, hijau dan biru. Langit biru yang terang seolah berpadu dengan jernihnya air laut yang juga berwarna biru. Sementara diantaranya, kita akan disuguhkan perbukitan karst yang ditumbuhi oleh pepohonan yang rimbun.
Ada perasaan seperti menyusuri hutan rimbun dengan kapal saat itu. Terkadang kita melewati sela-sela antara bantuan karst yang berwarna abu-abu dan ditumbuhi oleh tumbuhan. Terbayang jika dilihat dari atas, maka wajar jika Papua destinasi wisata hijau, yang menawarkan keindahan seperti sebutan untuk Indonesia, yaitu Zamrud Khatulistiwa.

Dekapan Surgawi Bawah Laut yang Absolut
Selain melihat pemandangan karst berselimut kehijauan, kami juga sempat bertandang ke beberapa pulau di sekitar Pulau Weigeo. Bisa dibilang Raja Ampat ini memang siap menjadi daerah ekowisata.
Penginapan-penginapan di pesisir pulau mulai dibangun. Yang jelas, jika sudah selesai dibangun nanti, menginap di pulau yang di bawahnya lautan juga memiliki sensasi tersendiri. Hampir serupa dengan berkemah di pulau. Bedanya, ya jelas untuk tempat tidur dan suasana bisa lebih nyaman. Selain itu, kita pun dapat bersantai sembari melihat ikan-ikan kecil yang bergerak lincah kesana kemari.
Aku sempat diajak mampir ke beberapa pulau, salah satunya Pulau Arborek. Pulau Arborek telah menjadi salah satu kampung ekowisata di kawasan Raja Ampat. Kita bisa berkeliling di pulau kecil ini.
Tak cukup puas menikmati keindahan daratan, akupun mencoba snorkelling di sekitar dermaga Pulau Arborek. Berada di bawah laut memang terasa dingin. Tapi sensasi dingin akan kalah dengan ketakjuban akan kekayaan di lautan.

Berbagai karang aneka bentuk dan warna terhampar. Belum lagi ramainya ikan-ikan kecil yang ikut berenang bersama. Rasanya, aku seperti berada di alam yang memberikan kesenangan berlipat.
Saat agak menjauh dari Pulau Arborek, aku kembali mencelupkan tubuh ke dalam lautan. Dengan peralatan snorkelling seadanya saja, sudah memberikan sensasi ajaib yang membuatku terpukau. Rasanya tak ingin pergi dari lautan Raja Ampat. Serasa didekap dengan panorama keindahan yang langsung membuatku rindu saat beranjak.

Interaksi Hangat Penuh Keceriaan Orang Papua
Sambutan hangat selalu terasa mulai dari menjejakkan kaki di Pelabuhan Waisai. Sapaan hangat dan senyum ramah selalu terpampang dari orang Papua asli yang aku temui.
Saat di perjalanan, kami pun ditemani oleh pemilik speedboat yang kerap kali bercerita tentang Raja Ampat. Di sebuah pulau, kami sempat mampir dan bertemu anak-anak yang asyik bermain ayunan di bibir pantai. Sebuah keceriaan yang menular dan membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan.

Hal yang sama juga kurasakan saat bertemu orang-orang, baik di Pulau Arborek maupun saat mampir ke Desa Sawingrai. Sebuah keramahan khas orang Indonesia. Memang Papua itu Indonesia.
Merindu berat terhadap Raja Ampat dan Papua Barat yang Memikat
Pernah ada yang mengatakan, bahwa sebelum meninggal, Raja Ampat Papua adalah salah satu daerah yang harus dikunjungi. Harus kuakui, ungkapan itu benar adanya. Walaupun sudah pernah pun, rasanya masih belum puas dan keinginan untuk kembali selalu ada.
Raja Ampat rasanya begitu memikat. Rasanya butuh waktu lama untuk berkelana di Raja Ampat. Dahulu aku hanya menjejakkan kaki di seputaran Pulau Waigeo saja. Padahal, masih ada pulau lainnya, termasuk Misool yang juga menawan hati.
Ragam Aktivitas yang Ingin Diulang Kembali di Raja Ampat
Menyelam di laut lepas
Sebuah niatan untuk kembali tentu ada. Kali ini aku ingin lebih menyelami lautan. Jika sebelumnya hanya snorkelling santai, ke depan aktivitas diving yang terencana adalah satu aktivitas yang rencananya kulakukan.
Apalagi, saat ini aku juga sudah punya sertifikasi selam. Bertemu berbagai biota laut adalah hal yang selalu aku rindukan. Rasanya tenang sekali bertemu mereka dan melihat warna warni di bawah laut.
Menginap di homestay tepi laut
Jika dulu aku dan teman-teman iseng berkemah, mungkin kali ini aku ingin mengajak keluarga untuk bermalam di homestay yang berada di Raja Ampat, seperti di Misool, Sawingrai, atau Arborek.

Mungkin homestay terlihat sederhana karena terbuat dari kayu dan beratap rumbai. Tapi, justru suasana seperti itu nikmat dan menenangkan. Apalagi, nantinya kita akan selalu mendengar deburan ombak. Saat pagi maupun sore, kita juga bisa langsung melihat sunrise maupun sunset.
Menjejakkan kaki ke Piaynemo atau Wayag
Menikmati alam Papua yang hijau pun tetap ingin aku lakukan kembali. Keindahan perbukitan di Piaynemo adalah satu keindahan dari Papua destinasi wisata hijau. Sebuah pengingat untuk dinikmati tapi tetap dijaga agar terus lestari.
Menaiki puncak bukit mungkin akan melelahkan, tapi menjadi olah raga sederhana untuk tubuh. Lalu dilanjutkan olah hati, dengan bersyukur atas berkah dan kesempatan melihat keindahan ciptaan Tuhan.
Belajar bersama Penduduk Raja Ampat

Melihat panorama di laut maupun di darat tak akan lengkap tanpa bercakap dengan warga sekitar, orang Papua asli. Aku ingin lebih belajar tentang adat kepada penduduk di Raja Ampat. Melihat kebiasaan yang dilakukan, bahkan jika mungkin belajar membuat noken, tas anyaman khas Papua.
Raja Ampat di Papua, Paket Komplit Ekowisata yang Perlu Dijaga
Sebuah alasan dasar yang begitu besar menarikku untuk kembali ke Raja Ampat adalah karena aku merasa Raja Ampat sudah siap sebagai daerah tujuan ekowisata. Papua berdaya untuk menciptakan daerah yang tetap asri dan terjaga. Sebuah lokasi wisata yang memiliki paket komplit, untuk dijelajahi, dinikmati sekaligus mengingat akan kebesaran Tuhan.

Rasanya, Raja Ampat di Papua Barat memiliki potensi besar, tak hanya wisatanya saja yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan. Banyak pula sumber daya lain yang bisa diolah secara berkelanjutan. Secara jangka panjang, ini dapat memberikan peningkatan perekonomian juga di Papua Barat.
Kini, sudah semakin banyak orang yang peduli pada Raja Ampat, daerah ekowisata di Papua Barat. Termasuk Yayasan EcoNusa, yang kini mengembangkan model ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan agar masyarakat lokal, orang Papua asli bisa lebih berdaya untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki. Mari bersama-sama kita jaga dan bertanggung jawab dalam berwisata.
Mau dong kalau next postingan ada rincian destinasi beserta pengeluarannya, berapa jam ya kalau dari pulau ke pulau, nggak kebayang indahnya apalagi menikmati sambil snorkeling, lebih dekat lihat nemo :))
Diusahakan ya mba 🙂
waaa Raja Ampaaat, cantik banget pemandangan alam di sana, salah satu wish list aku dari beberapa tahun lalu niiih, semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana juga ehehehe
Indahnyaaa…
Kapan ya saya bisa ke Raja Ampat
Nabung ngga ngumpul ngumpul nih 😁😁😁
Ayok kak, saya juga pengen ke sini lagi
Aku pengen banget ke Papua, suer ngiri banget lihat postingan orang-orang tentang Papua asri dan bikin adem, semoga suatu saat bisa traveling ke Papua
Semoga bisa ke sana lagi dan lagi 🙂
Beneran “kepinga surga yang jatuh ke muka bumi” ini yaaa
AKu mupeng banget ke Papua.
Semoga ada rezeki dan kesempatan.
Amiiin semoga kita semua ada rezeki dan kesempatan ke Papua yang begitu indah
Malam ini aku dimanjakan dengan pemandangan yang wow banget, mau akutu kesana ngelihat pemandangan yang biasa ngeliat di gugel hahhaaa..
Btw ituuuu mie di atas kerangnya plus bubuk cabe menggoda pisaaan.
Bikin kabita ya teh? pengen makan mie juga gitu
Idem dengan Nchie Hanie, itu mie di atas kerang, asli, menggoda pisaaaaan.
Apalagi dinikmati bareng kesayangan.
Pasti bikin kenangan tak terlupakan!
Raja Ampat, I’m comiiiing…!
Kereeen, semoga suatu saat saya juga bisa kesanaaa dan kamu bisa ke sana lagii. Amiin
amiiin makasih kak 🙂
Indah banget pemandangannya. Jadi pengen ke sana, tahun 2018 ke papua barat, tapi cuma ke Sorong aja.
Itu yang buat alas mie tadi kirain kerupuk, ternyata kerang. Besar banget ya
Saking besarnya bisa dijadiin mangkok
Mie kuahnya bikin saya galfok. Penampilannya sih biasa. Cuma wadahnya yang unik banget ya. Biasanya kan cuma di mangkok hehehe
Hehehe, wadahnya bikin makin enak tuh
Papua keren ya mba. Masih asri, alami, seger dan masih banyak pepohonannya. Suka aku. Ternyata papua juga banyak tempat wisatanya ya. Baru tahu aku. Mantap ini Papua
sungguh memanjakan mataaaa
tapi galfok sama mie bertabur pedes pedes ituuuu
hehe, mie tabur cabai memang selalu menggoda
Apa yang langsung aku pikirkan ketika dengar Raja Ampat? Mahal dan mantan.
Ka, ini menarik. Dikupas dari sudut yang lain.
Kapan-kapan bolehlah tuliskan harga-harganya juga. Biar yang bucin ini bisa nabung buat ngejar mantan di raja ampat
Hihi, sebenarnya mau nulis harga, tapi takut sudah beda jauh dengan kondisi sekarang
Cantik banget Papua itu.
Unik menurutku, keberagaman dan kekayaan alamnya.
Ada rasa pengen ke sana tapi agak ragu juga, terutama kalau lihat harga tiketnya di aplikasi traveling, hihi…
Hehe, biasanya kalau dari Makassar akan lebih murah bukan kak? Karena lebih dekat. Dulu saya transit Makassar sebelum ke Sorong soalnya
Beruntungnya bisa ke Raja Ampat Mbak. Anak saya nggak mau liburan kemana-mana kecuali ke Raja Ampat katanya. Insya Allah kalau suasana tenang dan gelombang virus covid-19 mereda kami akan liburan ke sana juga.
Betul mba, semoga urusan covid 19 ini cepat selesai. Jadi bisa liburan lagi kita
Inun, ajak-ajak dong kalau ke Raja Ampat, ini tuh merupakan wish list aku juga nih. Sampai sekarang belum jadi-jadi kesana padahal transportasi kesana sekarang sudah lebih mudah dari sebelumnya ya.
Ayooo, aku juga mau lagi…Sekarang ada bandaranya di Pulau Weigeo jadi bisa langsung
Tahun lalau aku ke Labuan Bajo, dan suami bilang tahun depan (=tahun ini) rencana kami ke Raja Ampat.
Mupeng berat ke sana. Duh, baca ini pula..makin penasaran. Indah banget ini!
Wah, kebalikannya nih…Jadi pengen ke Labuan Bajo aku
Makan mie kuah di sana terasa lebih enak krn pemandangannya ya hehe 😀
Semoga Papua bisa jadi destinasi ekowisata yang makin terkenal dan pembangunan di sana semakin gencar tanpa merusak alamnya.
benar, semoga selalu berimbang, pembangunan jalan, alam tetap terjaga
Ya Allah bagus banget ya mbak raja Ampat ini aku belom pernah kesana dan jadi pengen kesana gitu rasanya kapan kapan
Iya mba, aku juga mau ke sana lagi hihi
Raja ampat ini impiaaan banget. Duh aku blm sempat jalan2 di wilayah kece2 begini. Please virus corona jangan lama2 di indinesia yaa
iya, jangan lama-lama deh, biar bisa jalan-jalan lagi
Wadddduuuwww itu mie kuahnya bikin salfok. Ku biasa makan mie kuah pakai mangkok, dirimu pakai kerang besar. Cakep pulak wadah kerangnya hihihi
Haha, iya, nemu kerang gede gitu, langsung inisiatif buat wadah mie kuah deh
Ya ampun bagus banget ya Raja Ampat, aku pengen kesana sejak lama mbak. Tapi belum ada kesempatan. Semoga keindahan alam di Papua selalu terjaga ya, termasuk keindahan bawah laut Raja Ampat ini.
ya mba, saya pun mau kesana lagi apalagi kalau ada yang nawari gratis hihi
Aku harap keindahan alam Papua ini terus terjaga, begitu pula dengan budaya asli dan kuliner asli mereka. Jangan sampai ada eksploitasi yg merusak itu
Betul, semoga yang datang dan berkunjung selalu bertanggung jawab
Aduh jadi pengen ke papua. Tempat yang diidamkan untuk menjelajah. Keindahannya memabg berlipat
Senangnya yg sudah pernah ke raja ampat…
Pasti jadi pengalaman yg tak terlupakan ya.
Dan pasti ingin kembali lagi
Haduh, Raja Ampat itu cantik banget, ya. Mupeng banget bisa ke sana. Aku yakin, kalau pernah ke sana, pasti pingin balik lagi, hihi
hayukk nabunggg… mupeng banget pengen ke raja ampat, tapi apa dikata rezekinya belum ada. semoga nanti bisa kesanaaa 😉