Sekitar akhir tahun 2018 lalu, di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni telah beroperasi Dermaga Eksekutif. Bukan hanya konstruksi bangunannya saja yang berbeda, tapi banyak fasilitas lain yang ditawarkan. Apa saja? Berikut pengalaman saya.
Pengalaman Mudik via Jalur Darat
Merak dan Bakauheni adalah dua nama yang kerap kali menjadi nge-hits di musim lebaran maupun liburan. Ya, keduanya adalah lokasi yang menjadi pelabuhan untuk penyebrangan. Merak berada di bagian barat Pulau Jawa sementara Bakauheni berada di bagian selatan Pulau Sumatra. Bagi para perantau Sumatra yang berada di Jawa, maupun sebaliknya, jika ingin pulang kampung melalui jalur darat, maka akan sangat mungkin mengunjungi Merak dan Bakauheni untuk menyebrangi Selat Sunda.
Beberapa waktu lalu, keluarga kami pun akhirnya merasakan menyebrangi Selat Sunda melalui Bakauheni ke Merak. Pulang ke Purbalingga dari Palembang bisa dilakukan dengan berbagai cara sebenarnya. Biasanya, kami pulang dengan pesawat ke Jakarta atau Yogyakarta, lalu dilanjut dengan kereta sampai Purwokerto. Namun, untuk kali ini, kami ingin bertualang dengan mobil, sekaligus mengenalkan anak dengan alat transportasi lainnya yaitu kapal.
Perjalanan darat dari Palembang menuju Bakauheni kami tempuh sekitar 14 jam karena jalur lintas Sumatra yang tak terlalu bagus ditambah mobil kami yang kecil jadi lebih harus hati-hati untuk menghindari lubang besar. Sementara itu, dari Purbalingga ke Merak walaupun sudah lewat tol, tetap saja ditempuh dalam waktu 12 jam karena tersendat di area tol menuju Jakarta yang cukup macet. Padahal dari Cilegon ke Purbalingga tembus 9 jam. Jadi, kami sampai di kedua pelabuhan sekitar malam hari. Padahal udah ngarep banget bisa sampai sore, menikmati matahari terbenam. Hehehe.
Nah, ketika menyebrang kemarin, kami memilih mencoba Dermaga Eksekutif baik di Bakauheni maupun Merak. Ketika sampai di Bakauheni, kami ditanya oleh petugas, ingin menyebrang yang biasa (kurang lebih 3 jam perjalanan) atau yang cepat (kurang lebih 1 jam perjalanan). Kami pun memilih yang cepat dan diarahkan ke Dermaga Eksekutif Bakauheni.
Dermaga Eksekutif baik di Bakauheni maupun Merak adalah dermaga baru yang dibangun oleh PT ASDP Indonesia Ferry. Dermaga premium ini memang berbeda. Selain gedungnya baru, kapalnya pun yang dihunakan berbeda kecepatannya. Ada empat unit kapal roll on roll off (roro) yang beroperasi yaitu KMP Port Link, KMP Port Link III, KMP Sebuku, dan KMP Batu Mandi.
Dermaga eksekutif ditujukan untuk penumpang pejalan kaki maupun yang membawa kendaraan. Namun, kendaraan dibatasi hingga golongan V saja. Tapi, ya mungkin saja kalau sedang tidak ramai kendaraan golongan lainnya juga bisa melakukan penyebrangan melalui dermaga ini.
Tabel Golongan Kendaraan (referensi : Wikipedia)
Golongan I | Sepeda |
Golongan II | Sepeda motor <500cc, gerobak dorong |
Golongan III | Sepeda motor >500cc, kendaraan roda 3 |
Golongan IV | Kendaraan bermotor berupa mobil jeep, Sedan, Minicab, Minibus, Mikrolet, Pick up, Station wagon dengan panjang sampai dengan 5 meter dan sejenisny |
Golongan V | Kendaraan bermotor berupa Mobil bus, Mobil barang (truk)/Tangkiukuran sedang dengan panjang sampai dengan 7 meter dan sejenisnya |
Pembelian dan Harga Tiket Dermaga Eksekutif
Sejak tanggal 15 Agustus 2018 lalu, pembayaran tiket penyebrangan di pelabuhan ASDP Indonesia Ferry termasuk Merak dan Bakauheni, sudah mulai beralih menggunakan metode pembayaran non tunai (cashless payment) dengan menggunakan uang elektronik seperti Brizzi (BRI), Tap Cash (BNI), E-Money (Mandiri), dan B-Link (BTN).
Ada perbedaan yang cukup terasa ketika melakukan pembelian tiket. Di Bakauheni, kami langsung masuk ke arah dermaga, namun melakukan pembelian tiket di loket yang berada di gerbang depan dermaga. Petugas jadi bisa melihat langsung jenis kendaraan. Karena kapal sudah datang, setelah membeli tiket kami pun langsung masuk ke kapal untuk memarkirkan mobil dan beristirahat. Kami jadi tidak masuk ke area dermaga eksekutif Bakauheni untuk melihat bagaimana kondisi dalam dermaga tersebut.
Sementara itu, ketika di Merak, kami diminta memarkirkan mobil di area dermaga, lalu masuk ke dermaga dan membeli tiket di dalam gedung. Kalau memang santai, kapal belum datang kita bisa duduk-duduk atau membeli makanan di tenant yang ada di dalam gedung. Sudah ada The Gade Coffee Pegadaian, KFC, dan beberapa stand makanan di dalam gedung ini. Tempat duduk untuk menunggu pun nyaman. Ada pula musola dan kamar mandi yang bersih. Menunggu kapal datang menjadi lebih menyenangkan. Namun, jika waktu kedatangan kita mempet dengan waktu kapal berangkat, membeli tiket di dalam dermaga cukup menghabiskan waktu.
Harga tiket untuk penyebrangan menggunakan dermaga eksekutif adalah sebagai berikut:
Penumpang
Dewasa | Rp 50.000,- per penumpang |
Anak-anak | Rp 34.000,- per penumpang |
Kendaraan
Golongan I | Rp 62.000,- |
Golongan II | Rp 88.000,- |
Golongan III | Rp 147.000,- |
Golongan IV
– Penumpang – Barang |
Rp 579.000,- Rp 385.000,- |
Golongan V
– Bus – Barang |
Rp 1.019.000,- Rp 687.000,- |
Nah, kalau kita bawa kendaraan, harga tiket penumpang tidak diperhitungkan lagi. Pokoknya, sebelum bayar, pastikan saldo di uang elektronik kita cukup ya.
Menikmati Kapal Raksasa KMP Port Link dan KMP Port Link III
Setelah melakukan pembelian tiket, kita bisa langsung masuk ke dalam kapal untuk melakukan pemuatan ke dalam kapal. Petugas akan mengarahkan kita untuk masuk dan memarkirkan kendaraan di area kapal. Pastinya agak deg-deg ser waktu mulai masuk ke kapal. Kapal terlihat raksasa dan begitu megah dari kejauhan.
Ketika berangkat dari Pelabuhan Bakauheni, kami mendapatkan KMP Port Link III yang berangkat pukul 23.00. Sementara itu, dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, kami naik KMP Port Link pada pukul 20.00. Jadwal keberangkatan kapal bisa berubah-ubah.
Pelabuhan Merak | Pelabuhan Bakauheni | |||||
Tiba | Berangkat | Kapal | Tiba | Berangkat | Kapal | |
06.30 | 08.00 | KMP Portlink III | 07.30 | 09.00 | KMP Portlink | |
08.30 | 10.00 | KMP Sebuku | 09.30 | 11.00 | KMP Portlink III | |
10.30 | 12.00 | KMP Portlink | 11.30 | 13.00 | KMP Sebuku | |
12.30 | 14.00 | KMP Portlink III | 13.30 | 15.00 | KMP Portlink | |
14.30 | 16.00 | KMP Sebuku | 15.30 | 17.00 | KMP Portlink III | |
16.30 | 18.00 | KMP Portlink | 17.30 | 19.00 | KMP Sebuku | |
18.30 | 20.00 | KMP Portlink III | 19.30 | 21.00 | KMP Portlink | |
20.30 | 22.00 | KMP Sebuku | 21.30 | 23.00 | KMP Portlink III | |
22.30 | 00.00 | KMP Portlink | 23.30 | 01.00 | KMP Sebuku |
KMP Port Link maupun KMP Port Link ini merupakan kapal baru milik PT ASDP. Walaupun begitu, sebenarnya kapal ini gak baru-baru banget sih. Kalau dilihat historynya di Marine Traffic, Port Link III sebelumnya pernah menjadi kapal milik Korea. Makanya, di beberapa area masih terlihat ada petunjuk dengan tulisan Korea.
Baik KMP Port Link maupun KMP Port Link III, dibuat di tempat perakitan kapal yang legendaris di Inggris. Makanya, ada yang menyebut KMP Port Link III adalah Titanicnya Indonesia. Selain memang dibuat di tempat yang sama, secara ukuran Port Link III memang besar dan katanya lebih mewah dibanding kapal Ro-Ro lainnya.
Ketika memasuki Port Link III, kita akan melihat beberapa mural yang tampak. Petunjuk untuk memasuki dek penumpang sangat jelas. Ada aula besar dengan banyak tempat duduk berderet dan ada pula tempat duduk dengan berupa sofa di sisi kiri – kanan. Oh iya, ada colokan-colokan di dekat sofa. Ada pula kantin yang menjual makanan dan minuman. Ada pula lounge dan playground. Hanya saja waktu kemarin datang ditutup playgroundnya.
Di dek yang sama terdapat kamar keluarga yang berisi sofa-sofa. Mungkin sekitar 3-4 keluarga bisa muat di ruangan ini. Ada pula kamar lesehan yang kasur-kasur tipis berjejer. Jika benar-benar lelah dan butuh tidur, ada baiknya setelah memarkir kendaraan segera mencari tempat di kamar lesehan. Kamar lesehan yang kebanyakan berisi 10-12 kasur ini umumnya penuh. Tapi, namanya juga mau tidur-tiduran, tetap jaga barang bawaan ya. Port Link III juga dilengkapi dengan fasilitas musola dan kamar kecil.
Secara ukuran Port Link (Port Link 00) lebih kecil. Hanya ada 1 dek untuk penumpang, yaitu dek yang berbentuk seperti aula besar dengan jejeran kursi berderet. Di sisi kiri kanan, juga terdapat sofa. Sayangnya, tidak ada area lesehan di sini. Jadi, kalau mau tidur lebih enak ya cari sofa itu. Kantin dan kamar kecil juga tersedia di kapal ini. Sementara itu, untuk colokan, terpusat di area free charger. Pastinya kalau mau mengisi ulang daya baterai di sini lebih baik memilih tempat duduk yang dekat dan jangan ditinggal.
Tempat duduk yang banyak dan area yang luas membuat kita bisa istirahat di kapal dengan nyaman. Gak perlu takut keblablasan ketiduran karena akan ada pengumuman yang memberitahukan ketika kapal siap bersandar di pelabuhan tujuan. Biasanya penumpang diminta bersiap-siap, yang membawa kendaraan diminta segera ke kendaraan sementara penumpang pejalan kaki diminta tetap tinggal sampai kapal bersandar.
Oh iya, kita bisa juga kok ke dek bagian luar untuk melihat kondisi laut atau pelabuhan. Ada juga loh penumpang yang tidur-tiduran di dek luar. Biasanya, para perokok memilih merokok di dek luar ini karena ruangan di dek dalam ber-AC dan lumayan dingin AC-nya.
Jujur, untuk pengalaman pertama menyebrang Bakauheni – Merak dan sebaliknya menggunakan kapal Port Link maupun Port Link III ini menjadi pengalaman yang menyenangkan. Kalau urusan tarif, memang ada yang merasa tarif ini mahal. Tapi rasanya ya wajar saja, biaya perawatan kapal pasti besar. Toh kita diberikan kenyamanan dan bisa beristirahat juga. Kami sempat ngobrol sama penumpang lain di Kamar Lesehan Port Link III, mereka bilang seneng dapat kapal besar seperti ini, bisa istirahat enak.
Karena kemarin pulang kampung bukan di waktu liburan, penumpangnya tidak terlalu banyak. Waktu pemuatan kendaraan pun cepat, tak perlu antri-antri. Agak penasaran sebenarnya dengan kondisi menyebrang ketika musim liburan atau lebaran yang katanya sangat padat dan mengantri lama untuk naik ke kapal. Semoga saja dengan adanya dermaga eksekutif ini kepadatan bisa terurai.
jadwal berangkat TIba 6.30 berangkat 8.00 maksudnya antara kapal tiba di pelabuhan sampai dia berngkat layar lagi butuh wakut 1,5 jam untuk bongkar dan muat lagi baru siap berangkat lagi ?
Bukan pak, maksudnya kalau kita berangkat jam 6.30 akan sampai di lokasi tujuan pukul 08.00
Sepertinya saya kebaling, harusnya berangkat 6.30 tiba 8.00
Misalnya mobil MPV Rp 579.000 itu dah include penumpang ngga bayar lagi ya?
Sudah include pak, ga bayar per penumpang lagi
memang keluarga pejalan, rasanya asyik aja buat coba pengalaman baru pas traveling 😀