Mudiknya Maheera (Palembang – Purbalingga)

Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman mudiknya Maheera ke Purbalingga pada hari Sabtu lalu.

Berhubung batal dinas dan diminta masuk minggu depan, buyarlah rencana dinas langsung cuti 1,5 minggu diganti cuti 1 minggu saja. Cuti 1 minggu buat saya yang kampungnya ndeso jauh dari tempat rantau butuh waktu dan kendaraan lebih banyak. Pertama, Palembang – Jakarta pakai Pesawat, Jakarta – Purwokerto pakai Kereta Api, dan Purwokerto – Purbalingga pakai mobil. Panjangnya perjalanan jadi bahan pertimbangan apakah akan menginap dulu di Jakarta atau langsung dengan beberapa konsekuensi. Akhirnya pilihan jatuh ke langsung naik pesawat paling pagi jam 5.40 yang sampai jam 6.50 lanjut kereta yang berangkat jam 08.50. Untuk jadwal kereta harus menyediakan waktu +/- 2 jam untuk estimasi perjalanan taksi dari Bandara Soekarno-Hatta ke Stasiun Gambir dan hal lainnya kayak cetak boarding pass serta sarapan.

Akhirnya Sabtu pagi pun datang, seperti biasanya, saya kalau flight paling pagi susah tidur di malam sebelumny dan bangun yang rencana jam 3 malah jadi jam 1an karena Maheera minta nen terus ga bisa tidur lagi. Saya dan PakBojo harus siap-siap duluan lanjut Maheera dibangunin dan dimandikan jam setengah 4 subuh supaya jam 4 sudah siap berangkat dan jam 4.40 sudah bisa check in. Kami dibantu teman PakBojo buat mengantar ke Bandara SMB II Palembang, habis kalo taksi burung biru kadang suka pagi sekali menjemputnya. Di perjalanan rumah ke bandara kurang lebih 20 menitan Maheera berhasil tidur dan sampai bandara langsung on. Syukurnya selama di jalan dan di bandara dia ga rewel sama sekali. Jam 5.30 sudah mulai boarding dan berhubung dia sudah lapar sekali akhirnya nen dan langsung tidur pulas di pesawat. Niatnya di nen selama take off berhubung dia tidur jadi ditutup saja telinganya dan sekali-kalo dipencet hidungnya supaya agak susah nafas dari hidung dan jadi nafas atau gerakan menelan dari mulut. Menjelang waktu landing, baru Maheera bangun dan sukses buat di nen in saat landing. Disusui ketika take off dan landing, katanya membantu dalam mengurangi rasa sakit di telinga. Orang dewasa juga bisa dengan cara menelan air ludah.


Maheera yang bisa dibilang sangat anteng karena ga nangis sama sekali sampai dipuji beberapa orang waktu antri keluar pesawat. Alhamdulillah sekali anak ini pintar dalam perjalanan, mungkin paham ibunya suka jalan dan terbang. Sampai di Terminal 3 Soetta juga sempat main-main sebentar sambil menunggu.


Akhirnya kami ke Gambir naik taksi dan untung jalanan lancar. Lanjut check in dan cetak boarding pass untuk kereta Taksaka Pagi jam 08.50. Kami sempat sarapan dulu di Hoka-Hoka Bento (andalan karena di Palembang ga ada) lanjut ngantri cek in dan naik ke kereta.

Mungkin, karena kebiasaan tidur harus diayun-ayun membuat Maheera anteng di kereta, anteng waktu di nen in dan tidur juga. Waktu bangun didudukin juga dia ketawa-ketawa.

Ternyata, PT KAI ikut serta memeriahkan Hari Anak Internasional dengan membagi-bagikan boneka Si Loko untuk anak yang berusia di bawah 3 tahun. Pembagian dilakukan saat kondektur mengecek boarding pass. Lalu diminta foto sebagai dokumentasi.


Rezeki Maheera buat dapat boneka mungil si Loko ini. Setengah jam sebelum sampai di Purwokerto, Maheera mulai rungsing, dinen-in ga mau, akhirnya dibawa jalan pakai gendongan ergo dan tidur. Sampai di Purwokerto dijemput sama Eyang Kakung, Eyang Biyung, Tante Fafa, dan Mas Kaka (sepupunya Maheera) yang gemes banget sama Maheera karena pipinya kayak bakpao katanya. Di mobil dia masih bersuara a-e-a . Sampai rumah eyangnya, agak kaget kali ya, biasa cuma bertiga berempat sama Nenek Yayu sekarang rumahnya beda masyarakatnya bejibun. Akhirnya nangis nangis terus deh sampe mingsek-mingsek. Anteng kalo di ayunan gantung dan kamar ada kipas angin atau AC nya.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *