Kulari ke Bioskop Bersama Anak Demi Kulari ke Pantai

Sejak trailer film garapan Mira Lesmana & Riri Riza muncul di Youtube dan beberapa akun Instagram yang saya follow ikut meramaikan promosi film ini, saya sudah kepincut banget dan niat sepenuh hati kalau saya wajib nonton. HARUS! KUDU! Engga boleh engga.

Alasan utamanya adalah ini film Indonesia dengan tema keluarga. Sudah lama banget rasanya ga nonton film Indonesia untuk anak atau keluarga. Beberapa film anak Indonesia yang muncul rasanya kurang mendapat perhatian dan berakhir saat saya mau nonton filmnya udah gak tayang lagi. Syukurnya, film ini tayang sejak Kamis, 28 Juni 2018 sehingga saat akhir pekan masih tayang dan sempat nonton.


Bagi saya yang ‘ngaku-ngaku’ suka liburan apalagi di alam wa bil khusus pantai dan laut, tentu judulnya sudah sangat menarik ada pantai-pantainya. Kebayang suara deburan ombak, pasir putih yang rasanya pengen ditidurin, hembusan angin laut, panasnya matahari, ah….rindu.

Belum lagi cerita perjalanan anak dan ibu yang pastinya untuk seorang ibu dengan anak perempuan saya juga kepingin untuk melakukannya. Beberapa tempat wisata yang ada dalam teaser membuat saya terkenang pada road trip Jawa Timur yang pernah saya lakukan bersama teman, kakak ipar, dan dua keponakannya.

New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos
New item by Faridilla Ainun (fainun) / Google Photos

Sayangnya, di Palembang sendiri tak banyak bioskop yang menayangkan film ini. Dari 4 XXI, 1 Cinemaxx, dan 2 CGV, ternyata hanya 1 CGV (Transmart PCC) dan 1 XXI (Palembang Square) saja yang menayangkan film ini. Saya pun memilih menonton di CGV Transmart karena belum pernah menonton di sana dan biasanya CGV menyediakan booster pillow untuk anak sehingga lebih tinggi dan nyaman saat menonton.

Baca juga : Bawa Anak Kecil Nonton Bioskop, Kenapa Engga ?

Saat memesan tiket, rasanya setengah bioskop pun tak terisi. Mungkin karena saya mengambil jadwal 13.05, jadwal tidur anak-anak? Eh tapi banyak keluarga lain yang lebih memilih main di aneka wahana permainan sih. Sampai akhir pun rasanya hanya terlihat sekitar 5-7 keluarga yang menonton film ini. Kebanyakan membawa anak-anak.

***

Kulari ke Pantai

Kulari ke Pantai menceritakan tentang Samudra Biru alias Sam (Maisha Kana), seorang anak yang tinggal di Pulau Rote dan senang surfing, ingin bertemu surfer idolanya, Kailani Johnson di G-Land (Pantai Plengkung), Banyuwangi. Karena Grandma dari Sam di Jakarta berulang tahun, perjalanan pun dimulai dari Jakarta menuju Banyuwangi. Mungkin kalau Grandma tidak berulang tahun, perjalanan akan singkat saja dari Rote ke Bali, dari Bali menyeberang ke Banyuwangi.  Sam tentu tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ia akan melakukan road trip bersama ibunya, Uci (Marsha Timothy). Sementara, Irfan (Ibnu Jamil), ayahnya Sam, harus kembali ke Rote untuk mengurusi urusan di sana.

Layaknya bertemu saudara saat momen kumpul dengan keluarga, ada aja yang menyebalkan. Kalau orang dewasa bisa terganggu dengan tante atau siapapun dengan pertanyaan kapan lulus-kawin-punya anak-nambah anak, anak-anak bisa terganggu dengan sepupu yang menyebalkan apalagi rasanya beda banget sama kita. Itu yang Sam rasakan ketika bertemu Happy (Lil’li Latisha), sepupunya yang ‘anak kota zaman now banget’. Gak lepas dari gadget, cas-cis-cus pakai Bahasa Inggris terus, bahkan udah rebet banget sama penampilan dan wajib punya geng. Kirana (Karina Suwandi), ibu dari Happy, merasa terusik dengan kelakuan Happy yang beda banget sama Sam. Saat ia mendengar Happy mengejek Sam dengan sebutan anak kampung, langsung ia minta izin Arya (Lukman Sardi), ayah Happy, agar Happy bisa ikut perjalanan bersama Uci dan Sam.

Road Trip itu….selama ini sih seru – sumber twitter.com/MilesFilms

Tentu saja hal ini bikin bete Sam dan Happy. Sam bete karena batal punya waktu bersama ibunya, Happy pun kesal karena harus ikut dalam perjalanan yang beda banget sama kebiasaan dia. Senyebelin apapun itu, demi kelancaran rencananya nonton konser entah apa dengan gengnya, Happy pun mengajak Sam ‘damai’ selama perjalanan itu.

Perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi akan membawa kita merasakan Jalan Tol Cipali yang mulai ramai terdengar namanya sejak musim Lebaran 2017 lalu. Perjalanan tak lengkap rasanya tanpa makan, maka mampirlah trio U-SA-HA di Cirebon yang terkenal dengan Empal Gentongnya, tepatnya di Warung Pak Gondrong. Lalu dilanjutkan sampai Temanggung untuk bermalam. Perjalanan ke Jawa Timur dimulai dengan mampir di Pacitan dan Bromo. Apakah mereka akan sampai di G-Land tepat waktu? Ada petualangan seru apa aja sepanjang perjalanan?

***


Perasaan senang sangat saya rasakan selama menonton film ini. Di awal, saya udah diberikan sensasi berada di pantai dengan pemandangan indah Rote. Lalu saya diajak menyusuri Tol Cipali, Cirebon, sampai ke Temanggung untuk menginap di homestay unik dari bambu. Saya langsung teringat Pasar Papringan (bambu) yang pernah muncul di timeline teman-teman dan Kick Andy.

Kenangan saya kembali dibangkitkan ketika mereka mampir sejenak di Magelang. Alun-alun Magelang dan daerah pecinan yang kadang saya datangi ketika hari Minggu keluar dari asrama saat SMA. Sayangnya, anak mulai tidur sepertinya karena lelah ada kelas main di pagi hari dan ibunya yang nonton sambil komen minta liburan 😀

Pacitan – sumber : twitter.com/milesfilms

Wajar rasanya kalau keluarga Pak SBY bangga akan Pacitan dengan alamnya yang elok. Pantai-pantai dengan ombak besar yang keren untuk surfing muncul saat trio Usaha mampir ke Pacitan untuk menginap. Saya pun jadi ingin mampir ke Pacitan suatu saat nanti.

Masa lalu road trip di Jawa Timur mulai dibangkitkan sejak rombongan ini sampai di Gunung Bromo. Alam indah Bromo pun terekspose dengan sedikit complaint penikmat alam saat melihat Bukit Teletubbies yang kini memiliki papan nama khusus dan mengurangi keindahannya.  Suara Rara Sekar yang mengalun saat matahari terbit melalui lagu ‘Berjalan Lebih Jauh’ membuat langsung bernyanyi seketika. Tak hanya lagu ini, keseluruhan OST film ini sangat menyenangkan yang khususnya Kulari ke Pantai yang dinyanyikan RAN.

Sepanjang film jujur saya ga bisa diem untuk nahan komen bisik-bisik ke anak, kayak saat lewat Paiton bilang “Tuh bagus banget tuh, apalagi kalau lewatnya malam lampunya nyala semua, keren deh”.

Beberapa penonton lain di studio tampaknya juga mengenali daerah Banyuwangi. Komen-komen lain juga terdengar, seperti “Itu kayaknya rumah sakit Blambangan deh, tempat si ini kerja.”

Sama seperti AADC 2, beberapa tempat yang belum pernah saya datangi jadi ingin didatangi dan tempat yang sudah didatangi jadi ingin diulangi. Walaupun ada iklan-iklan terselubung layaknya film Indonesia masa kini, tapi sudahlah, gak menganggu juga kok.

Senengnya kayak Sam mau surfing – sumber: twitter.com/milesfilms

Puas banget, cara berceritanya asyik, ceritanya ringan, komedinya memang tak terlalu banyak tapi ada beberapa adegan yang bikin ketawa dan rasanya pas aja semuanya. Gak sia-sia deh lari ke bioskop bareng anak demi film ini. Pokoknya nyenengin banget!


Beberapa sisipan pelajaran penting juga dapat dilihat dari film ini.

Hati-hati dengan Sugar Rush. Walaupun ada yang bilang ini mitos, tapi nyatanya mengonsumsi gula berlebih memang bisa membuat anak lebih aktif. Kadar gula dalam tubuh harus dikontrol, oleh sebab itu para orang tua jangan terlalu banyak memberi ‘yang manis-manis’ kepada anak. Serta kalau sudah berlebih, segera larutkan dengan air mineral.

Tak semua bisa dibeli dengan uang, terselip pada momen ketika Happy ingin mengambil kaca matanya yang dipakai Wahyu dengan cara membayarnya saja sementara Sam memilih memperjuangkan haknya. Juga ketika Happy berkata kepada Tante Mela kalau ia punya uang untuk beli tiket ke Jakarta. Orang tua harus lebih bijak dalam mengajarkan anak kepada uang.

Ada saatnya kita lebih baik tidak terlalu ikut campur. Saat Sam mulai ikut mencampuri urusan Happy yang sedang menelepon temannya, ternyata benar-benar membuat runyam urusan. Ya, ada kalanya kita harus mengontrol diri.

Dalam perjalanan, kadang bisa saja terjadi banyak perubahan, apalagi jalan-jalan sama anak. Maka, kita perlu menyiapkan diri akan perubahan yang terjadi. Terkadang, ada sesuatu yang bisa memberi makna lebih pada diri saat menerima hal yang tak terduga.

Sebenarnya, banyak pelajaran lainnya yang bisa dipetik dari film ini kayak jadi anak perempuan itu juga harus berani 😀 selain itu…..hmmm, tonton langsung aja deh ya.

Terakhir, saya jadi teringat pesan ibu saya, jadilah sahabat untuk anak, jangan buat anak takut dengan diri kita sebagai orang tua (khususnya ibu). Pesan ini sangat terlihat saat saya melihat keakraban Uci & Sam. Saya pun jadi punya cita-cita baru bersama anak : punya waktu bersama untuk liburan berdua kalau bisa road trip. Semoga selalu sehat dan diberikan izin 😀

 

 

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *