Coba baca kisahku dengan Kafka, mungkin kamu yang sudah yakin akan menikah perlu berpikir ulang? Akhirnya aku memilih Kafka untuk jadi pendamping hidupku, seorang duda dengan satu anak. Bersama Kafka aku yakin bisa menghadapi segalanya. Tapi, dunia pernikahan ternyata nggak seindah yang kubayangkan. Aku tak hanya menikahi Kafka, tetapi juga harus menerima ibunya, dan tentu saja anaknya. Dari awal saja, aku sudah banyak direpotkan oleh ibu mertuaku. Hal-hal seperti kemampuan memasakku yang minim atau sedikit debu yang menempel di meja saja jadi masalah! Belum lagi, Yuga, anak tiriku. Aku iri dia dekat dengan Kafka. Apalagi, kulihat Kafka masih dekat dengan ibunya Yuga, mantan istrinya. Aaargh! Aku jadi ingin punya anak, yang kulahirkan sendiri, yang akan jadi fokusku dan Kafka nanti. Masalah berikutnya, ternyata hamil nggak semudah itu! Dalam kegalauanku, datanglah Dira. Seorang pria yang pernah ada di masa laluku. Lelaki mapan, tampan, dan sengaja menggodaku secara terang-terangan. Bolehkah kini aku merasa ragu dengan pernikahanku?
Penerbit: BENTANG PUSTAKA Kode Buku: BR-540 ISBN: 9786022911104 Tahun Terbit: Desember 2015 Halaman: 304 Halaman Berat: 0,24 Kg Format: Soft Cover
Buku ini termasuk seri Wedding List dari Bentang Pustaka. Aku dapat buku ini karena waktu itu ikutan acara #BerburuKaryaAndrea untuk area Palembang dan ternyata dapat buku Married in Trouble ini.
Baca juga : Mencoba Menjadi Peri Buku Books On The Go Indonesia
Karakter utama dalam buku ini adalah Lita, yang baru menikah dengan Kafka, duda dengan anak 1. Mereka menikah setelah 6 bulan berpacaran. Lingkungan Lita dipenuhi dengan aura perceraian mulai dari ibu dan ayah yang bercerai, hingga Siska, kakaknya juga bercerai. Lita cenderung plin plan juga, walaupun sudah menikah masih banyak galaunya, cemburuan terhadap mantan istri Kafka dan ibu Kafka, merasa belum mampu jadi istri yang baik. Begitu ada masalah, mulai curhat sama ibunya.
Selain itu, ada karakter lain yaitu :
- Kafka tipikal lelaki yang pendiam, tidak banyak omong, sulit mengungkapkan sesuatu sehingga terkadang membingungkan dan akhirnya miss komunikasi. Selain itu, Kafka tidak juga mau bercerita secara detail tentang penyebab cerainya dengan Ivana.
- Ibu mertua Lita (Ibu Kafka) yang menginginkan Kafka diperlakukan dengan baik oleh istrinya, terkesan meragukan Lita, layaknya ibu-ibu sedikit cerewet dan banyak kemauan, giliran dengan Ivana (mantan istri Kafka) sepertinya baik sekali dan akrab.
- Yuga, anak Kafka. Mungkin Yuga bingung karena ayahnya memiliki istri baru.
- Ivana, mantan istri Kafka, ibu Yuga. Masih menjalin hubungan baik dengan Kafka dan Ibu Kafka, sehingga menimbulkan kecemburuan kepada Lita.
- Dira, atasan baru Lita di kantor yang ternyata junior di kampusnya. Dira secara terang-terangan menggoda Lita di kantor.
Dari karakter-karakter tersebut, muncul beragam konflik yang terjadi. Lita berusaha menjadi istri yang baik untuk Kafka. Namun sepertinya banyak rintangan yang menimbulkan keraguan.
Intinya, hampir sangat jarang ditemui pernikahan tanpa konflik. Selain konflik antara suami istri (Lita & Kafka), di dalam pernikahan kadang ada juga konflik antara mertua dan menantu. Ini ga heran ya. Sering banget deh namanya menantu (istri) gitu ada perasaan ga enak terhadap mertua (seringnya ibu mertua). Ya, setiap ibu kan pingin anaknya diperlakukan dengan baik, maka wajarlah banyak request, omongan dari A-Z, yang kadang berujung si menantu cuma bisa bilang “iya….inggih….” berulang-ulang.
Selain itu, konflik antar pasangan juga bisa terjadi karena komunikasi kurang baik dan kurangnya kepercayaan. Intinya ya, dasar dari menikah itu harus ada kepercayaan yang baik antar suami istri. Oh ya, prinsip Lita “Jealous is evidence of love” itu ga bisa berlaku untuk Kafka. Kata Kafka, ada bukti sayang lain selain cemburu, yaitu kepercayaan. Cemburu itu hanya menghadirkan energi negatif, sementara kepercayaan memberikan energi positif.
Menikah dengan duda yang memiliki anak, artinya juga harus menerima anaknya. Pendekatan dengan anak dari suami itu perlu. Inget kan Laudya Chintya Bella sama Engku Emran? Terpukau dengan kebersamaan antara Bella dan Allysa, anak Engku. Itu sedikit pelajaran juga. Di novel ini, Lita digambarkan sedikit tidak dekat dengan Yuga. Sehingga sempat kaget ketika harus mengurus Yuga, bahkan cemburu kepada kedekatan Yuga dan Kafka sehingga berniat memberi Kafka kebahagiaan melalui anak Lita sendiri, yang artinya Lita berusaha keras untuk hamil, begitu mendapat hasil negatif dia kecewa banget.
Novel ini cocok buat yang belum menikah. Kalau yang sudah menikah, mungkin juga bakalan maklum sama konfliknya. Jadi ya, pada realitanya, kita emang menikah untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi hampir ga mungkin ga ada konflik. Konflik ya ga cuma sama pasangan, tapi lingkungan juga. Ingat kan, katanya menikah itu ga hanya menikahi pasangan, tapi keluarganya juga. Nah itu, patut dicatat. Yang jelas perlu diingat, kalau penting untuk memegang kepercayaan satu sama lain.
Konflik yang diceritakan di novel ini benar adanya. Dari awal dibuat gemes sama karakter Lita, sedikit sok teraniaya, padahal ya, dia sendiri yang ngebuat ribet. Ya, ga mellow-mellow banget sih buku ini, ga sampe bikin nangis banget, cuma ikut terharu dan merasakan perubahan emosi lah dari konflik-konflik yang ada apalagi mulai pertengahan buku.