Menjejakkan Kaki di Kampung Arab Al Munawar Palembang

 

IBX58875A1052F6B.

Di akhir bulan Oktober 2016 lalu, sempat diadakan Festival Kopi Al Munawar di Kampung Arab Al Munawar 13 Ulu Palembang. Saya pun sempat berkunjung ke sana. Namun karena ramai dengan booth yang menawarkan beragam cita rasa kopi dari Sumatera Selatan dan banyaknya pengunjung di festival tersebut, keinginan untuk meng-explore kampung tersebut agak kurang. Ditambah lagi, dengan menggendong anak kecil (bayi), parkir yang susah, orang yang banyak, sore yang gerah tapi gerimis, wah cocoklah itu. Next time saja berkunjung ke Kampung Arab Al Munawar ini.

Hasil ke Festival Kopi adalah numpang foto di rumah tua

Beberapa bulan berlalu, foto-foto Kampung Arab Al Munawar hadir kembali di feed instagram saya, salah banyaknya dari orang-orang yang memiliki hobi merajut yang beberapa waktu lalu mengadakan kegiatan di sana. Dari foto-fotonya, Kampung Arab tersebut telah tertata dan dihias menjadi lebih cantik lagi. Mungkin karena lagi ga ada festival dan ga ramai pengunjung areanya jadi lebih bisa dinikmati. Intinya, kalo dilihat area kampung ini bisa jadi instagramable banget deh.

Suasana di Kampung Al Munawar

Akhirnya, pagi ini saya berkunjung kedua kalinya ke Kampung Arab Al Munawar. Kampung Arab Al Munawar ada di Jalan KH Azhari, Lorong Al Munawar, 13 Ulu Palembang untuk lebih jelasnya bisa cek lokasinya di Google Maps berikut. Untuk menuju ke kampung ini, bisa dengan 2 jalur yaitu darat dengan kendaraan pribadi/angkutan kota atau air dengan perahu ketek menyebrangi Sungai Musi dari dermaga pasar 16 ilir atau dermaga seberang Benteng Kuto Besak. Untuk jalur darat bisa melewati Pasar 10 Ulu dengan panduan seperti berikut :

Via Pasar 10 Ulu

Atau via Jalan Telaga Swidak dengan panduan seperti berikut

Panduan menuju Kampung Al Munawar saya ambil dari Instagram @KampungAlMunawar . Saya pernah mencoba dua jalur tersebut dan lebih menyarankan via Telaga Swidak karena pasarnya hanya di pagi hari dan tidak terlalu menumpuk antrian kendaraan di sekitar pasar, hanya saja ya di Telaga Swidak ada Tempat Pemakaman Umum yang luas, jangan lupa ucapkan salam ya ?.
Ketika datang di Kampung Al Munawar terdapat sisa umbul-umbul Wonderful Sriwijaya. Di bulan September 2017, akan ada Festival Kopi lagi di Sumatera Selatan dan bukan tidak mungkin akan diadakan di kampung ini kembali sehingga wajar jika Kampung Al Munawar menjadi bagian dari wisata di bumi Sriwijaya. Sumber kalender wisata di Sumatera Selatan saya dapat dari blog Koh Deddy Huang. Kebetulan waktu acara tersebut sudah niat datang ujug-ujug (iya ga ada yang ngundang sih, tapi kayaknya umum boleh deh ikut, acaranya di Atrium Mall gitu kok) tapi batal. Banyak Alasan.


Kampung Arab Al Munawar, konon katanya sudah beratus tahun lamanya ada di Palembang. Oh ya, Palembang itu memiliki beragam etnis mulai dari orang Palembang asli, pendatang dari sekitar Sumatera Selatan (yang terkenal sih Komering), Tionghoa, Arab, Jawa (ada juga loh orang dari daerah Sumatera Selatan tapi medok Jawanya, mungkin berkah transmigrasi di masa lalu), dan beragam etnis lainnya. Umumnya, etnis-etnis yang sama akan berkumpul dalam komunitasnya dan membentuk perkampungan salah satunya adalah di Kampung Al Munawar ini. Komunitas etnis Arab lainnya yang saya tau ada di sekitar Pasar Kuto dan Jalan M.Isa (ada Nasi Minyak H.Abuk di sana). Penduduk di Kampung Al Munawar ini adalah orang-orang keturunan Arab (yang berasal dari Arab) yang diperkirakan dayang ke Palembang untuk menyebarkan Agama Islam sejak 300 tahun lalu.

Salah satu rumah besar di Lorong Al Munawar

Rumah-rumah di kampung ini besar-besar dan tinggi. Jendelanya besar-besar dan banyak yang bermodel lama, tanpa kaca. Umumnya rumah di kampung ini komposisinya dari kayu (kayu ulin / unglen) yang tahan lama sampai ratusan tahun lamanya.

Gak Nyasar Lagi, sudah ada penanda Al Munawar

Saat memasuki lorong Al Munawar kini semakin mudah karena sudah dibangun tiang penanda Al Munawar. Lorong kampung ini dapat dimasuki oleh 1 mobil dan terdapa area yang cukup untuk parkir beberapa mobil di dalamnya. Di dekat area parkir terdapat 1 kamar mandi umum dan tempat wudhu. Saran saya sih, jika benar untuk area wisata, kamar mandinya semoga lebih diperhatikan lagi kebersihan dan penerangannya.

Rumah di kampung ini tidak terlalu banyak. Tapi cukup banyak orang berkumpul dan terdengan anak-anak madrasah mengaji. Sangat mendukung untuk menimbulkan suasana Islami.

Area duduk-duduk, bisa buat foto juga

Area kampung telah dipercantik dengan balok-balok kayu yang berfungsi sebagai tempat duduk dan tanaman hias di kiri kanannya.

Jalan di lorong ini juga tidak terlalu panjang, dari mulut lorong sampai ujung pesisir sungai tempat penyebrangan perahu ketek mungkin hanya 500 meter. Kampung yang semakin cantik ini cukup menarik untuk dijadikan lokasi pre-wedding. Tadi ada yang bersiap-siap untuk mengambil foto prewed di sana.

Di ujung jalan, terdapat beberapa perahu ketek bersandar. Ini adalah dermaga dari kampung di ulu (hulu) ini untuk menyebrang ke ilir (hilir). Di pinggiran telah terpasang penanda huruf besar-besar untuk Kampung Al Munawar 13 Ulu yang akan indah jika dilihat dari jauh (terutama dari daerah ilir).

Jadi 13 atau 11 ulu ya ini?

Jika berkunjung ke Palembang, tak ada salahnya belajar sejarah di Kampung Arab Al Munawar. Katanya ada tour untuk lebih mengenal sejarah kampung ini. Oh ya, jika lapar di kampung ini ada kok yang jual jajanan seperti pempek dan makanan atau minuman ringan.

Related Posts

2 thoughts on “Menjejakkan Kaki di Kampung Arab Al Munawar Palembang

  1. Bagus mbak, mari kita sama-sama lestarikan budaya palembang, jangan sampai ditelan oleh zaman dan dipengaruhi oleh gencarnya globalisasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *